Powered By Blogger

Minggu, 22 Juni 2014

Pendekatan Metode dan Teknik Bimbingan Konseling

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Dalam proses perjalanan hidup manusia mereka banyak mengalami peristiwa dan situasi yang menimbulkan masalah yang mungkin tidak dapat diatasi. Alternatif yang pada umumnya digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan membicarakannya dengan keluarga, guru , teman dan ahli agama. Namun tidak semua orang yang yang dijadikan tempat untuk dimintai bantuan tersebut bisa mengatasi masalah tersebut.
Berdasarkan kondisi tersebut konseling merupakan pilihan yang efektif untuk mengatasi masalah individu tersebut. Pada proses konseling , konselor mendengarkan konseli serta bekerja sama dengan konseli untuk menemukan alternatif yang terbaik untuk memahami dan menyelesaikan masalah yang dihadapi konseli. Pada proses tersebutlah konselor harus bisa menggunakan pendekatan, metode dan teknik yang tepat terhadap konseli, sehingga bisa tahu akar permasalahan dan dapat menyelesaikan permasalahan si konseli tersebut dengan cepat dan tepat dan tanpa menemui hambatan yang begitu berarti.
      Konseling merupakan proses bantuan untuk mengentaskan masalah yang terbangun dalam suatu hubungan tatap muka antara dua orang individu (klien yang mengahadapi masalah dengan konselor yang memiliki kualifikasi yang dipersyaratkan). Bantuan dimaksud diarahkan agar klien mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu tumbuh kembang ke arah yang dipilihnya, sehingga klien mampu mengembangkan dirinya ke arah peningkatan kualitas kehidupan sehari-hari yang efektif (effektive daily living). Hubungan dalam proses konseling terjadi dalam suasana profesional dengan menyediakan kondisi yang kondusif bagi perubahan dan pengembangan diri klien.
Oleh karena itu pemakalah, dalam makalah ini akan berusaha mengemukakan tentang berbagai macam pendekatan, metode dan teknik di dalam Bimbingan Konseling.

B.  Rumusan Masalah
      Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis merumuskan : Pendekatan, metode dan teknik apa sajakah yang dapat digunakan konselor terhadapa masalah yang dihadapi konseli?

C. Tujuan Masalah
      Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang hendak di capai dalam penulisan makalah ini adalah : Agar mahasiswa dapat mengetahui dan dapat menjelaskan tentang pendekatan, metode dan teknik dalam bimbingan konseling







BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Pendekatan, Metode dan Teknik Bimbingan Konseling
      Kata Pendekatan terdiri dari kata dasar dekat dan mendapat imbuhan Pe-an yang berarti hal, usaha atau perbuatan mendekati atau mendekatkan.[1] Jadi Pendekatan Bimbingan dan Konseling adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seorang konselor untuk mendekati kliennya sehingga klien mau menceritakan masalahnya.
      Metode dalam pengertian harfiyah, adalah "jalan yang harus dilalui" untuk mencapai suatu tujuan, karena kata metode berasal dari meta yang berarti melalui dan hodos yang berarti jalan. Namun pengertian hakiki dari metode tersebut adalah segala sarana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, baik sarana tersebut berupa fisik seperti alat peraga, administrasi, dan pergedungan di mana proses kegiatan bimbingan berlangsung, bahkan pelaksana metode seperti pembimbing sendiri adalah termasuk metode juga dan sarana non fisik seperti kurikulum, contoh, teladan, sikap dan pandangan pelaksana metode, lingkungan yang menunjang suksesnya bimbingan dan cara-cara pendekatan dan pemahaman terhadap sasaran metode seperti wawancara, angket, tes psikologis, sosiometri dan lain sebagainya.[2]
      Sedangkan teknik adalah suatu cara (kepandaian, pengetahuan dll) untuk membuat atau melakukan sesuatu[3]. Jadi Tehnik Bimbingan dan Konseling adalah Suatu cara yang harus digunakan oleh seorang konselor dalam melaksanakan kegiatan Bimbingan dan Konseling.
BMacam-Macam Pendekatan Bimbingan Konseling
Dalam melaksanakan kegiatan Bimbingan Konseling ada beberapa pendekatan, antara lain :[4]
a.       Pendekatan Non Ilmiah (Non Scientific Approach)
      Pendekatan ini tidak berdasarkan atas hal-hal yang objektif, nyata, dan tidak dapat diuji oleh pihak lain.
b.      Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach)
      Pendekatan ini berdasarkan atas dasar hasil wawancara, hasil penelitian prestasi belajar, hasil tes, dsb. Jadi, pendekatan ini berdasarkan atas hal-hal yang objektif, tidak bersifat spekulatif, orang lain dapat mengeceknya. Sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 


 Adapun contoh Kasus dalam dua pendekatan bimbingan konseling ini yaitu :
      Seorang pelajar tamatan SMA menghadapi kesulitan untuk menentukan kelanjutan pelajarannya. Karena anak tersebut menghadapi masalah yang dianggapnya rumit dan tidak dapat dipecahkan sendiri, maka anak pergi ke “orang tua” atau dukun untuk minta nasehat bagaimana tindakan yang sebaiknya. Setelah sang dukun membakar kemenyan dan mengucapkan mantra-mantra didalam kamarnya yang serba spesifik itu, maka dukun itu mengatakan bahwa berdasarkan atas “bisikan” yang diterimanya, sebaiknya anak tersebut melanjutkan pelajarannya ke Fakultas Kedokteran.
      Karena anak ini kurang puas dengan keterangan-keterangan yang diberikan oleh sang dukun, maka ia kemudian pergi ke seorang konselor. Setelah melakukan wawancara, meneliti prestasi belajarnya, mengadakan tes,dsb. Dan setelah mengadakan analisis, konselor menasehatinya agar anak tersebut melanjutkan pelajarannya ke AKABRI. Akhirnya anak tersebut memilih untuk melanjutkan ke AKABRI Karena pilihan itu memang sesuai dengan minatnya dan ia merasa bidang ini sesuai dengan  cita-citanya.Ternyata dikemudian hari anak tersebut dapat menyelesaikan studinya dan dapat menjadi perwira TNI yang baik.[5]
      Dari ilustrasi diatas, tampak ada dua macam pendekatan atau approach yang diberikan oleh dua orang yang memberikan bantuan kepada anak tersebut.Pendekatan yang ditempuh oleh si dukun, dilihat dari segi ilmu pengetahuan, disebut nonscientific approach, karena pendekatan ini tidak berdasarkan atas hal-hal yang objektif, nyata, dan tidak dapat diuji oleh pihak lain. Sebaliknya pendekatan yang ditempuh oleh konselor tersebut diatas dipandang sebagai pendekatan yang ilmiah atau scientific approach, karena berdasarkan atas dasar hasil wawancara, hasil penelitian prestasi belajar, hasil tes,dsb.Jadi,pendekatannya berdasarkan atas hal-hal yang objektif, tidak bersifat spekulatif, orang lain dapat mengeceknya. Sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 
C. Metode-Metode Bimbingan Konseling
      Metode merupakan suatu jalur atau jalan yang harus dilalui untuk pencapaian suatu tujuan, karena kata metode berasal dari meta berarti memalui dan hodos berarti jalan. Dalam bimbingan dan konseling bisa dikatakan sebagai suatu cara tertentu yang digunakan dalam proses bimbingan dan konseling. Secara umum ada dua metode dalam pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu pertama, metode bimbingan individual, dan kedua, metode bimbingan kelompok. Metode bimbingan kelompok di kenal juga dengan bimbingan (group guidance) sedangkan metode bimbingan individual dikenal dengan individual konseling.
Adapun macam-macam metode dalam bimbingan konseling yaitu :
a.      Bimbingan Individual
      Melalui metode ini upaya pemberian bantuan diberikan secara individual dan langsung bertatap muka (berkomunikasi) antara pembimbing (konselor ) dengan siswa (klien). Dengan perkataan lain pemberian bantuan diberikan dilakukan melalui hubungan yang bersifat face to face relationship (hubungan empat mata), yang dilaksanakan dengan wawancara antara (pembimbing) konselor dengan siswa (klien). Masalah – masalah yang dipecahkan melalui teknik konseling, adalah masalah – masalah yang bersifat pribadi.[6]
      Dalam konseling individual, konselor dituntut untuk mampu bersikap penuh simpati dan empati. Simpati ditunjukan oleh konselor melalui sikap turut merasakan apa yang sedang dirasakan oleh klien (siswa). Sedangkan empari adalah usaha konselor menempatkan diri dalam situasi diri klien dengan segala masalah – masalah yang dihadapinya. Keberhasilan konselor bersimpati dan berempati akan memberikan kepercayaan yang sepenuhnya kepada konselor. Keberhasilan bersimpati dan berempati dari konselor juga akan sangat membantu keberhasilan proses konseling.
b.      Bimbingan Kelompok
      Cara ini dilakukan untuk membantu siswa (klien) memecahkan masalah melalui kegiatan  kelompok. Masalah yang dipecahkan bersifat kelompok, yaitu yang disarankan bersama oleh kelompok (beberapa orang siswa) atau bersifat individual atau perorangan, yaitu masalah yang disarankan oleh individu (seorang siswa) sebagai anggota kelompok.
      Penyelenggaraan bimbingan kelompok antara lain dimaksudkan untuk mengatasi masalah bersama atau individu yang menghadapi masalah dengan menempatkanya dalaam kehidupan kelompok. Beberapa jenis metode bimbingan kelompok adalah:
      Metode-metode diatas biasanya sering dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling dimana terdapat pemimpin kelompok (Leader) dan anggota kelompok yang menggunakan dinamika kelompok. Metode-metode diatas dapat di jelaskan yaitu sebagai berikut:[7]
1.      Program Home Room
      Program ini dilakukan dilakukan di luar jam pelajaran dengan menciptakan kondisi sekolah atau kelas seperti di rumah sehingga tercipta kondisi yang bebas dan menyenangkan. Dengan kondisi tersebut siswa dapat mengutarakan perasaannya seperti di rumah sehingga timbul suasana keakraban. Tujuan utama program ini adalah agar guru dapat mengenal siswanya secara lebih dekat sehingga dapat membantunya secara efesien dalam bentuk bimbingan kelompok.


2.      Karyawisata
      Karyawisata dilaksanakan dengan mengunjungi dan mengadakan peninjauan pada objek-objek yang menarik yang berkaitan dengan pelajaran tertentu. Mereka mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Hal ini akan mendorong aktivitas penyesuaian diri, kerjasama, tanggung jawab, kepercayaan diri serta mengembangkan bakat dan cita-cita.
3.      Diskusi Kelompok
      Diskusi kelompok merupakan suatu cara di mana siswa memperoleh kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama. Setiap siswa memperoleh kesempatan untuk mengemukakan pikirannya masing-masing dalam memecahkan suatu masalah. Dalam melakukan diskusi siswa diberi peran-peran tertentu seperti pemimpin diskusi dan notulis dan siswa lain menjadi peserta atau anggota. Dengan demikian akan timbul rasa tanggung jawab dan harga diri.
4.      Kegiatan Kelompok
      Kegiatan kelompok dapat menjadi suatu teknik yang baik dalam bimbingan, karena kelompok dapat memberikan kesempatan pada individu (para siswa) untuk berpartisipasi secara baik. Banyak kegiatan tertentu yang lebih berhasil apabila dilakukan secara kelompok. Melalui kegiatan kelompok dapat mengembangkan bakat dan menyalurkan dorongan-dorongan tertentu dan siswa dapat menyumbangkan pemikirannya. Dengan demikian muncul tanggung jawab dan rasa percaya diri.
5.      Organisasi Siswa
      Organisasi siswa khususnya di lingkungan sekolah dan madrasah dapat menjadi salah satu teknik dalam bimbingan kelompok. melalui organisasi siswa banyak masalah-masalah siswa yang baik sifatnya individual maupun kelompok dapat dipecahkan. Melalui organisasi siswa, para siswa memperoleh kesempatan mengenal berbagai aspek kehidupan sosial. Mengaktifkan siswa dalam organisasi siswa dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan memupuk rasa tanggung jawab serta harga diri siswa.
6.      Sosiodrama
      Sosiodrama dapat digunakan sebagai salah satu cara bimbingan kelompok. sosiodrama merupakan suatu cara membantu memecahkan masalah siswa melalui drama. Masalah yang didramakan adalah masalah-masalah sosial. Metode ini dilakukan melalui kegiatan bermain peran. Dalam sosiodrama, individu akan memerankan suatu peran tertentu dari situasi masalah sosial.
      Pemecahan masalah individu diperoleh melalui penghayatan peran tentang situasi masalah yang dihadapinya. Dari pementasan peran tersebut kemudian diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan masalah.

7.      Psikodrama
      Hampir sama dengan sosiodrama. Psikodrama adalah upaya pemecahan masalah melalui drama. Bedanya adalah masalah yang didramakan. Dalam sosiodrama masalah yang diangkat adalah masalah sosial, akan tetapi pada psikodrama yang didramakan adalah masalah psikis yang dialami individu.
8.      Pengajaran Remedial
      Pengajaran remedial (remedial teaching) merupakan suatu bentuk pembelajaran yang diberikan kepada seorang atau beberapa orang siswa untuk membantu kesulitan belajar yang dihadapinya. Pengajaran remedial merupakan salah satu teknik pemberian bimbingan yang dapat dilakukan secara individu maupun kelompok tergantung kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa.
D.  Teknik-teknik Bimbingan Konseling
        Agar lebih jelasnya cara konseling diatas dapat di perincikan sebagai berikut:[8]
a.      Konseling direktif (directive counseling)
      Konseling yang menggunakan teknik ini, dalam prosesnya yang aktif atau paling berperan adalah konselor. Dalam praktiknya konselor berusaha mengarahkan klien sesuai dengan masalahnya. Selain itu, konselor juga memberikan saran, anjuran dan nasihat kepada klien. Praktik konseling yang dilakukan oleh para penganut teori behavioral counseling umumnya menerapkan cara – cara di atas dalam konselingnya. Karena praktik yang demikian, konseling ini juga dikenal dengan konseling yang berpusat pada konselor.
      Praktik konseling direktif mendapat kritik terutama dari para penganut  paham bahwa tujuan utama dalam konseling adalah kemandirian klien  (siswa). Apabila klien masih dinasihati dan diarahkan berarti belum mandiri; sehingga tujuan utama konseling belum tercapai. Oleh sebab itu, para penganut paham ini menganjurkan konseling yang berpusat pada siswa ( client centered ).
b.      Konseling nondirektif ( non – directive counseling )
      Seperti telah di sebutkan di atas, konseling nondirektif atau konseling yang berpusat pada siswa muncul akibat kritik terhadap konseling direktif  (konseling berpusat pada konselor). Konselor nondirektif di kembangkan berdasarkan teori client centered ( konseling yang berpusat pada klien atau siswa ). Dalam praktik konseling nondirektif, konselor hanya menampung pembicaraan, yang berperan adalah konselor. Klien atau konseli bebas berbicara sedangkan konselor menampung dan mengarahkan. Teknik  ini tertentu sulit di terapkan kepada kepribadian tertutup ( introvert ), karena klien ( siswa ) dengan kepribadian tertutup biasanya pendiam dan sulit diajak bicara. Cara ini juga belum bisa diterapkan secara efektif untuk murid sekolah dasar dan dalam keadaan siswa SMP. Teknik ini bisa diterapkan secara efektif untuk siswa SMA dan mahasiswa di perguruan tinggi.

c.       Konseling Eklektif (Eclective counseling)
      Kenyataan bahwa semua teori cocok untuk semua individu, semua masalah siswa, dan semua situasi konseling. Siswa disekolah atau di madrasah memiliki tipe – tipe kepribadian yang tidak sama. Oleh sebab itu, tidak mungkin di terapkan teknik konseling direktif saja atau non direktif saja. Agar konseling berhasil secara efektif dan efesien, tertentu harus melihat siapa siswa ( klien ) yang akan di bantu atau di bimbing dan melihat masalah yang dihadapi siswa dan melihat situasi konseling.
      Apabila terhadap siswa tertentu tidak bisa di terapkan teknik derektif, maka mungkin bisa diterapkan metode nondirektif begitu juga sebaliknya. Atau apabila mungkin adalah dengan cara menggabungkan kedua metode di atas. Penggabungan kedua teknik konseling di atas disebut teknik eklektif (eclective counseling). Penerapan teknik dalam konseling adalah dalam keadaan tertentu konselor menasihati dan mengarahkan konseli ( siswa ) sesuai dengan masalahnya, dan dalam keadaan yang lain konselor memberikan kebebasan kepada konseli ( siswa ) untuk berbicara sedangkan konselor mengarahkan saja.





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
      Dalam Bimbingan dan Konseling memerlukan adanya “pendekatan, metode dan teknik bimbingan dan konseling”, agar proses konseling antara konselor dan konseli dapat berjalan dengan lancar.
      Di dalam bimbingan konseling ada beberapa macam pendekatan diantaranya : Pendekatan Non Ilmiah (Non Scientific Approach) yang bersifat tidak objektif tidak berdasarkan kenyataan, dan Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) yang bersifat objektif.
      Bimbingan konseling juga mempunyai beberapa metode yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah oleh konselor terhadap konseli, yaitu: metode dengan Bimbingan Individual yakni bimbingan yang bersifat individu atau secara tatap muka. Dan metode Bimbingan Kelompok diantaranya : Program home room, karyawisata, kerja kelompok, kegiatan kelompok, organisasi siswa, sosiodrama, psikodrama, dan pengajaran remedial.
      Selain pendakatan dan metode, di dalam Bimbingan juga ada teknik . Beberapa teknik Bimbingan Konseling yaitu: Teknik Konseling direktif (directive counseling), Konseling nondirektif (non – directive counseling), Konseling Eklektif (Eclective counseling).


DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1999,  Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Cet, ke-2
Djumhur., 2003, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Bandung: CV Ilmu)
Eddy Wibowo.  Mungin, 2003, Teknik Bimbingan dan Konseling jilid I, (Jakarta : Tugu Publisher)
Komalasari Gantina & Eka Wahyudi, 2011, Teori dan Teknik Konseling, (Jakarta: Indeks,)
Sofyan S. Willis., 2004, Konseling Individual (Bandung: Alfabeta.)
Media Internet :




[1] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1999,  Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta
   : Balai Pustaka, Cet, ke-2, h. 237
[2] Gantina Komalasari & Eka Wahyudi, 2011, Teori dan Teknik Konseling, (Jakarta: Indeks,), h. 55
[3] Opcit, h. 1035
[4] Djumhur., 2003, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Bandung: CV Ilmu),  h.104

[6] Sofyan S. Willis., 2004, Konseling Individual (Bandung: Alfabeta.), h. 66

[8] Mungin Eddy Wibowo, 2003, Teknik Bimbingan dan Konseling jilid I, (Jakarta : Tugu Publisher),
    h. 67

Tidak ada komentar:

Posting Komentar